Bekas luka parut adalah bagian alami dari proses penyembuhan kulit ketika mengalami cedera seperti kecelakaan,
penyakit hingga tindakan operasi.1,2 Bekas luka parut terbentuk ketika lapisan dermis kulit mengalami kerusakan.
Tubuh membentuk serat kolagen baru (untuk memperbaiki kerusakan sehingga menghasilkan bekas luka. Jaringan parut
pada luka baru akan memiliki tekstur dan kualitas yang berbeda dari jaringan sekitarnya. Bekas luka ini terbentuk
setelah luka sembuh sepenuhnya.1
Tahapan Terbentuknya Bekas Luka Parut
Proses penyembuhan pada jaringan kulit menghasilkan bekas luka parut. Bekas luka parut terjadi ketika jaringan yang
rusak tidak dapat diperbaiki dengan jaringan serupa. Bekas luka ini dapat terjadi setelah trauma fisik.3 Ada empat
tahap utama dalam penyembuhan luka yang menghasilkan bekas luka parut. Kecepatan setiap tahapannya berbeda
tergantung dari berbagai faktor. Tahapan pembentukan luka parut meliputi:3
- Hemostasis (usaha tubuh untuk menghentikan dan mencegah perdarahan pada lokasi luka), terjadi segera setelah
luka terjadi.
- Peradangan, terjadi beberapa jam setelah luka terjadi dan durasinya bisa sampai berhari-hari.
- Proliferasi, terjadi 3-7 hari setelah luka hingga beberapa minggu.
- Maturasi atau re-modelling, terjadi sekitar 3 minggu setelah luka dan mungkin sampai setahun atau lebih.
Perawatan Bekas Luka Parut
Perlu diingat bahwa bekas luka parut tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Namun, tampilannya dapat diperbaiki sampai
batas tertentu sehingga nampak pudar seiring berjalannya waktu. Beberapa cara menghilangkan bekas luka parut
adalah:1
- Perawatan topikal: topikal yang mengandung bahan seperti vitamin E, krim cocoa butter, gel silikon, dan
ekstrak bawang dapat digunakan membantu menyamarkan bekas luka parut. Efektifitas penggunaan akan nampak bila
salep diaplikasikan secara teratur.
- Operasi: Meskipun tidak menghilangkan bekas luka, operasi dapat digunakan untuk mengubah bentuk bekas luka parut
dan membuatnya lebih samar. Operasi tidak disarankan dalam kasus bekas luka hipertrofik atau keloid (bekas luka
yang menonjol) karena ada risiko bekas luka berulang serta yang lebih parah.
- Suntikan steroid: Suntikan steroid ke dalam bekas luka dapat membuatnya lebih samar. Suntikan ini membantu
melembutkan penampilan bekas luka. Pastikan berkonsultasi kepada dokter sebelum melakukan perawatan luka parut
ini.
- Radioterapi: Radioterapi superfisial dosis rendah digunakan untuk mencegah kambuhnya bekas luka parut dan bekas
luka lainnya termasuk keloid. Perawatan ini hanya digunakan dalam kasus ekstrem karena potensi efek samping
jangka panjang.
- Dermabrasi: Dermabrasi melibatkan pengangkatan permukaan kulit dengan peralatan khusus. Cara ini berguna untuk
menyamarkan bekas luka baik yang menonjol maupun yang cekung. Untuk bekas luka parut yang dangkal,
mikrodermabrasi mungkin menjadi opsi menarik karena jauh lebih tidak invasif.
- Peremajaan kulit dengan laser: Prosedur ini mirip dengan dermabrasi yakni menghilangkan lapisan permukaan kulit
yang memiliki bekas luka sehingga nampak tersamarkan. Jenis laser terbaru bahkan bisa memberikan hasil yang
lebih halus dengan bekerja pada kolagen di lapisan dermis tanpa menghilangkan lapisan atas kulit.
- Suntikan filler: Perawatan ini dapat digunakan untuk menaikkan bekas luka yang cekung ke tingkat kulit di
sekitarnya. Efek dari suntikan ini hanya sementara, dan prosedur ini mungkin perlu diulang secara teratur.
- Microneedling: Banyak lubang tusukan kecil dibuat pada kulit untuk merangsang produksi kolagen untuk mengurangi
tampilan bekas luka parut.
Tips Menghindari Bekas Luka Parut
Tidak semua bekas luka itu sama, termasuk bekas luka parut. Jenis bekas luka dan tampilannya dipengaruhi oleh
perawatan yang diberikan selama proses penyembuhan. Tingkat keparahan luka juga dapat menentukan derajat pembentukan
bekas luka.4 Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya bekas
luka parut yang terlalu nampak.4
- Jaga area luka selalu bersih
setelah luka terjadi, pastikan untuk menjaga luka dan area sekitarnya
tetap bersih. Jaringan kulit yang rusak akibat luka lebih rentan mengalami infeksi bakteri. Untuk membersihkan
luka, tidak disarankan menggunakan antiseptik seperti alkohol gosok dan hidrogen peroksida sebab dapat membunuh
jaringan kulit. Jagalah kebersihan luka dengan membersihkannya menggunakan air dan sabun ringan saja.
Jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat luka.
- Jaga area luka tetap lembab
Setelah membersihkan luka, jaga agar area tersebut tetap lembab untuk mencegah
bekas luka parut muncul. Menjaga luka tetap lembab membantu pembentukan bekas luka lebih sedikit dibandingkan
dengan situasi kulit yang kering. Gunakan salep kulit atau perawatan bekas luka yang mengandung emolien untuk
mengurangi pembentukan keropeng.
- Hindari mengelupas luka
Secara umum, dokter kulit menyarankan untuk tidak mengelupas kulit yang terluka dalam
keadaan apapun. Mengelupas luka akan membuat kondisi menjadi lebih buruk yang berakhir pada bekas luka parut
yang membandel. Hindari juga menggaruk atau memanipulasi luka atau keropeng yang baru terbentuk karena
menyebabkan peningkatan peradangan dan bekas luka. Bukan tidak mungkin hal ini akan menimbulkan infeksi karena
transfer bakteri dari tangan ke bekas luka.
Bekas luka parut tidak bisa hilang sepenuhnya, namun tampilannya dapat disamarkan dengan perawatan luka yang tepat.
Selain dengan tips di atas, disarankan untuk menggunakan sunblock terutama ketika berada di luar rumah agar tidak
terpapar matahari supaya lekas pudar.4
Artikel ini ditinjau oleh:
Team Medical Combiphar
Referensi:
- WebMD. Scars and Your Skin. Available at https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/scars. Retrieved:
July 4, 2024.
- WebMD. Cosmetics Procedure: Scars. Available at https://www.webmd.com/beauty/cosmetic-procedures-scars.
Retrieved: July 4, 2024.
- Medicinet. Scars. Available at https://www.medicinenet.com/scars/article.htm. Retrieved: July 4, 2024.
- Everyday Health. 10 Dos and Don’ts for Scar Prevention. Available at
https://www.everydayhealth.com/skin-and-beauty/dos-and-donts-of-scar-prevention.aspx. Retrieved: July 4, 2024.
Summary